BAB
I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang Masalah
Akhlaq adalah perbuatan yang bersumber
dari manusia yang selalu dilakukan, maka itulah yang disebut akhlaq, karena
perbuatan itu bersumbe dari kejadiannya.
2. Tujuan masalah
Adapun
tujuan penulisan makalah
ini yaitu untuk
menambah ilmu pengetahuan
kita semua ,dan selanjutnya
untuk memenuhi tugas
perkuliahan yang diberikan
kepada kami oleh
dosen yang bersangkutan
karena sudah menjadi
ketentuan dari pihak
Sekolah Tinggi Agama
Islam (STAI) lubuk
sikaping , bahwa setiap
mahasiswa diberi tugas
,makalah pada tiap
semester.
BAB
II
PEMBAHASAN
HUBUNGAN
ILMU AKHLAQ DENGAN ILMU LAIN
1.
Hubungan
ilmu akhlaq dengan ilmu pendidikan
Tujuan pendidikan yang dicapai dalam islam,
adalah terciptanya kemampuan peserta didik dalam menata kehidupannya; dengan
cara penanaman ilmu dan keterampilan pada anak. Ini merupakan tujuan awala
menurut islam. Mengenai tujuan akhirnya, maka peserta didik dibekali dengan
pendidikan akhlaq.
Tentang sarana pendidikan, yang
didalamnya terdapat materi pelajaran. Harus diberikan kepada anak didik dengan
nuansa pendidikan akhlaq, sehingga ilmu dan keterampilan yang diberikan padanya, selalu terkait dengan
nilai-nilai akhlaq. Manakala ilmu tersebut diamalkan, selalu diterapkann dengan
cara-cara yang baik, tidak melanggar nilai dan norma agama serta norma-norma
yang berlaku di masyarakat. bahkan sebaiknya jenjang pendidikan dengan
macam-macam kurikulumnya, mestinya harus
selalu ada materi pendidikan agama dan pendidikan akhlaq didalamnya.
2.
Hubungan
ilmu akhlaq dengan ilmu jiwa
Dilihat dari bidang garapannya, maka
ilmu jiwa membahas gejala-gejala kejiwaan yang tampak dalam tingkah laku.
Dengan melalui ilmu jiwa, dapat diketahui gejala-gejala psikologis yang
bersumber dari tinggkah laku yang ditampakkan seseorang. Sedangkan ilmu akhlaq,
ilmu garapannya juga membahas tingkah laku manusia, lalau dinilai tingkah laku
tersebut apakah baik atau buruk. Jadi kesamaan kedua ilmu tersebut, kesemuanya membahas
tingkah laku manusia, tetapi perbedaannya karena ilmu akhlaq memberikan
penilaian, sedangkan ilmu jiwa tidak demikian halnya.
Pengembangan dan penyempurnaan ilmu
akhlak, banyak menggunakan teori-teori ilmu jiwa, bahkan al- ghazali sendiri
menulis beberapa teori dalam kitab “ihya ulum al-Din” tentang kondisi
kejiwaan manusia; misalnya dapat dilihat salah satu pembahasannya yang membicarakan
arti jiwa, roh, hati dan akal. Begitu pula pada bab lain dalam kitab tersebut ,
ada yang membicarakan terapi kejiwaan
yang sakit. Ini sangat terlihat sekali, bahwa betapa sangat erat kaitan ilmu akhlak dengan ilmu jiwa.
3.
Hubungan
ilmu akhlaq dengan ilmu Tauhid
Inti ilmu tauhid adalah upaya memahami
dan meyakini adanya tuhan dengan sifat-sifat dan perbuatan-Nya, serta persoalan
gaib lainnya.
Adapun hubungan ilmu akhlaq dengan ilmu
tauhid, dapat dilihat beberapa ayat al-Qur’an dan materi hadits yang
menerangkan fungsi tauhid dalam melahirkan perbuatan baik; antara lain pada
surah al-Anfal ayat 2,
$yJ¯RÎ) cqãZÏB÷sßJø9$# tûïÏ%©!$# #sÎ) tÏ.è ª!$# ôMn=Å_ur öNåkæ5qè=è% #sÎ)ur ôMuÎ=è? öNÍkön=tã ¼çmçG»t#uä öNåkøEy#y $YZ»yJÎ) 4n?tãur óOÎgÎn/u tbqè=©.uqtGt ÇËÈ
Sesungguhnya
orang-orang yang beriman, ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah
hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka Begitu juga halnya dalam hadits berturut-turut sebagai berikut:
a. Dalam
hadits yang bersumber dari Abi Hurairah mengatakan :
Kesempurnaan iman
orang-orang mukmin (kalau) ia lebih baik akhlaqnya, lalu mengasihani dan
menyayangi istrinya. HR. Abu Dawud dan Tirmidhi.
b. Dalam
hadits yang bersumber dari Anas bin Malik mengtakan:
Tidak termasuk beriman
seseorang diantara kalian, sampai ia mau mencintai saudaranya, sebagaimana
halnya ia mencintai dirinnya sendiri. HR. Ulama Lima, kecuali Abu Daud.
4.
Hubungan
ilmu akhlaq dengan ilmu tasawuf
Untuk mengetahui hubungan ilmu akhlaq
dengan ilmu tasawuf, lebih dahulu dikaitkan antara perbuatan manusia ( akhlaq )
dengan amalan tasawuf. Maka sering muncul pernyataan ulama tasawuf yang
mengatakan bahwa upaya memperbaiki akhlaq merupakan awal perjalanan praktek
tasawuf, sedangkan permulaan praktek tasawuf menandakan
harus lebih dahulu mematangkan akhlaqnya, baru ia bisa memulai ajaran
tasawufnya. Atau dengan kata lain, sebelum peserta tasawuf melakukan latihan kerohanian secara rutin dalam kegiatan
tasawuf , ia harus lebih dahulu menyempurnakan akhlaqnya, antara lain
mematangkan dan menyempurnakan praktek mujahadah, yaitu upaya menekan dan
mematikan kecendrungan nafsunya,
sehingga selalu terarah kepada kecendrungan berbuat baik.
sebenarnya tasawuf itu juga adalah
akhlaq. Artinya ketika seseorang sudah memasuki ini menjadi tingkatan
kerohanian dalam tasawuf, yang disebut al - maqamat.
5.
Hubungan
akhlaq dengan ilmu Filsafat
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang
berusaha menyelidiki segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada dengan menggunakan pikiran. Filsafat memiliki bidang
– bidang kajiannya mencakup berbagai disiplin ilmu antara lain :
a.
Metafisika :
penyelidikan dibalik alam yang nyata.
b.
Kosmologi :
penyelidikan tentang alam ( filsafat alam ).
c.
Logika : pembahaan
tentang cara berfikir cepat dan nyata.
d.
Etika :
pembahasan tingkah laku manusia.
e.
Theodica : pembahasan tentang ketuhanan
f.
Antropologia : pembahasan tentang manusia.
Dengan demikian , jelaslah bahwa etika
termasuk salah satu komponen dalam filsafat. Banyak ilmu – ilmu yang pada
mulanya merupakan bagian filsafat karena ilmu tersebut kian meluas dan
berkembang akhirnya membentuk disiplin ilmu tersendiri dan terlepas dari
filsafat. Demikian juga etika, dalam proses perkembangannya, sekalipun masih
diakui sebagai bagian dalam pembahasan filsafat, kini telah merupakan ilmu yang
nmempunyai identitas sendiri.
BAB
III
PENUTUP
1.
KESIMPULAN
·
Tujuan pendidikan yang dicapai dalam
islam, adalah terciptanya kemampuan peserta didik dalam menata kehidupannya;
dengan cara penanaman ilmu dan keterampilan pada anak.
·
Dengan melalui ilmu jiwa, dapat
diketahui gejala-gejala psikologis yang bersumber dari tinggkah laku yang
ditampakkan seseorang
·
Adapun hubungan ilmu akhlaq dengan ilmu
tauhid, dapat dilihat beberapa ayat al-Qur’an dan materi hadits yang
menerangkan fungsi tauhid dalam melahirkan perbuatan baik; antara lain pada
surah al-Anfal ayat 2,
·
sebenarnya tasawuf itu juga adalah
akhlaq. Artinya ketika seseorang sudah memasuki ini menjadi tingkatan
kerohanian dalam tasawuf, yang disebut al - maqamat.
·
Banyak ilmu – ilmu yang pada mulanya
merupakan bagian filsafat karena ilmu tersebut kian meluas dan berkembang
akhirnya membentuk disiplin ilmu tersendiri dan terlepas dari filsafat
2.
SARAN
Pemakalah menyadari bahwa materi yang
terkandung di dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka untuk itu
kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan untuk kesempurnaan makalah
ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Mahjuddin.
Akhlak Tasawuf. Kalam Mulia. Jakarta:
2010.
Amad
Beni,Abdur, Ilmu Akhlak. CV Pustaka.
Bandung : 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar