Kamis, 02 Februari 2012

hubungan ilmu akhalaq dengan ilmu lain


BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang Masalah
Akhlaq adalah perbuatan yang bersumber dari manusia yang selalu dilakukan, maka itulah yang disebut akhlaq, karena perbuatan itu bersumbe dari kejadiannya.

2.      Tujuan  masalah
Adapun  tujuan  penulisan  makalah  ini  yaitu  untuk  menambah  ilmu  pengetahuan  kita  semua ,dan  selanjutnya  untuk  memenuhi  tugas  perkuliahan  yang  diberikan  kepada  kami  oleh  dosen  yang  bersangkutan  karena  sudah  menjadi  ketentuan  dari  pihak  Sekolah  Tinggi  Agama  Islam  (STAI)   lubuk  sikaping ,  bahwa   setiap  mahasiswa  diberi  tugas  ,makalah  pada  tiap  semester.



  
  
BAB II
PEMBAHASAN
HUBUNGAN ILMU AKHLAQ DENGAN ILMU LAIN
1.         Hubungan ilmu akhlaq dengan ilmu pendidikan
Tujuan pendidikan yang dicapai dalam islam, adalah terciptanya kemampuan peserta didik dalam menata kehidupannya; dengan cara penanaman ilmu dan keterampilan pada anak. Ini merupakan tujuan awala menurut islam. Mengenai tujuan akhirnya, maka peserta didik dibekali dengan pendidikan akhlaq.
Tentang sarana pendidikan, yang didalamnya terdapat materi pelajaran. Harus diberikan kepada anak didik dengan nuansa pendidikan akhlaq, sehingga ilmu dan keterampilan  yang diberikan padanya, selalu terkait dengan nilai-nilai akhlaq. Manakala ilmu tersebut diamalkan, selalu diterapkann dengan cara-cara yang baik, tidak melanggar nilai dan norma agama serta norma-norma yang berlaku di masyarakat. bahkan sebaiknya jenjang pendidikan dengan macam-macam kurikulumnya,  mestinya harus selalu ada materi pendidikan agama dan pendidikan akhlaq didalamnya.
2.      Hubungan ilmu akhlaq dengan ilmu  jiwa
Dilihat dari bidang garapannya, maka ilmu jiwa membahas gejala-gejala kejiwaan yang tampak dalam tingkah laku. Dengan melalui ilmu jiwa, dapat diketahui gejala-gejala psikologis yang bersumber dari tinggkah laku yang ditampakkan seseorang. Sedangkan ilmu akhlaq, ilmu garapannya juga membahas tingkah laku manusia, lalau dinilai tingkah laku tersebut apakah baik atau buruk. Jadi kesamaan kedua ilmu tersebut, kesemuanya membahas tingkah laku manusia, tetapi perbedaannya karena ilmu akhlaq memberikan penilaian, sedangkan ilmu jiwa tidak demikian halnya.
Pengembangan dan penyempurnaan ilmu akhlak, banyak menggunakan teori-teori ilmu jiwa, bahkan al- ghazali sendiri menulis beberapa teori dalam kitab  “ihya ulum al-Din” tentang kondisi kejiwaan manusia; misalnya dapat dilihat salah satu pembahasannya yang membicarakan arti jiwa, roh, hati dan akal. Begitu pula pada bab lain dalam kitab tersebut , ada yang membicarakan  terapi kejiwaan yang sakit. Ini sangat terlihat sekali, bahwa betapa sangat  erat kaitan ilmu akhlak dengan ilmu jiwa.


3.      Hubungan ilmu akhlaq dengan ilmu Tauhid
Inti ilmu tauhid adalah upaya memahami dan meyakini adanya tuhan dengan sifat-sifat dan perbuatan-Nya, serta persoalan gaib lainnya.
Adapun hubungan ilmu akhlaq dengan ilmu tauhid, dapat dilihat beberapa ayat al-Qur’an dan materi hadits yang menerangkan fungsi tauhid dalam melahirkan perbuatan baik; antara lain pada surah al-Anfal ayat 2,
$yJ¯RÎ) šcqãZÏB÷sßJø9$# tûïÏ%©!$# #sŒÎ) tÏ.èŒ ª!$# ôMn=Å_ur öNåkæ5qè=è% #sŒÎ)ur ôMuÎ=è? öNÍköŽn=tã ¼çmçG»tƒ#uä öNåkøEyŠ#y $YZ»yJƒÎ) 4n?tãur óOÎgÎn/u tbqè=©.uqtGtƒ ÇËÈ  
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka       Begitu juga halnya  dalam hadits berturut-turut sebagai berikut:
a.      Dalam hadits yang bersumber dari Abi Hurairah mengatakan :
Kesempurnaan iman orang-orang mukmin (kalau) ia lebih baik akhlaqnya, lalu mengasihani dan menyayangi istrinya. HR. Abu Dawud dan Tirmidhi.
b.      Dalam hadits yang bersumber dari Anas bin Malik mengtakan:
Tidak termasuk beriman seseorang diantara kalian, sampai ia mau mencintai saudaranya, sebagaimana halnya ia mencintai dirinnya sendiri. HR. Ulama Lima,  kecuali Abu Daud.

                                         

4.      Hubungan ilmu akhlaq dengan ilmu tasawuf
Untuk mengetahui hubungan ilmu akhlaq dengan ilmu tasawuf, lebih dahulu dikaitkan antara perbuatan manusia ( akhlaq ) dengan amalan tasawuf. Maka sering muncul pernyataan ulama tasawuf yang mengatakan bahwa upaya memperbaiki akhlaq merupakan awal perjalanan praktek tasawuf,   sedangkan permulaan praktek tasawuf menandakan harus lebih dahulu mematangkan akhlaqnya, baru ia bisa memulai ajaran tasawufnya. Atau dengan kata lain, sebelum peserta tasawuf  melakukan  latihan kerohanian secara rutin dalam kegiatan tasawuf , ia harus lebih dahulu menyempurnakan akhlaqnya, antara lain mematangkan dan menyempurnakan praktek mujahadah, yaitu upaya menekan dan mematikan kecendrungan  nafsunya, sehingga selalu terarah kepada kecendrungan berbuat baik.
sebenarnya tasawuf itu juga adalah akhlaq. Artinya ketika seseorang sudah memasuki ini menjadi tingkatan kerohanian dalam tasawuf, yang disebut al - maqamat.
5.      Hubungan akhlaq dengan ilmu Filsafat
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha menyelidiki segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada dengan  menggunakan pikiran. Filsafat memiliki bidang – bidang kajiannya mencakup berbagai disiplin ilmu  antara lain :
a.                   Metafisika    : penyelidikan dibalik alam yang nyata.
b.                   Kosmologi    : penyelidikan tentang alam ( filsafat alam ).
c.                   Logika           : pembahaan tentang cara berfikir cepat dan nyata.
d.                   Etika              : pembahasan tingkah laku manusia.
e.                   Theodica        : pembahasan  tentang ketuhanan
f.                    Antropologia  : pembahasan tentang manusia.
Dengan demikian , jelaslah bahwa etika termasuk salah satu komponen dalam filsafat. Banyak ilmu – ilmu yang pada mulanya merupakan bagian filsafat karena ilmu tersebut kian meluas dan berkembang akhirnya membentuk disiplin ilmu tersendiri dan terlepas dari filsafat. Demikian juga etika, dalam proses perkembangannya, sekalipun masih diakui sebagai bagian dalam pembahasan filsafat, kini telah merupakan ilmu yang nmempunyai identitas sendiri. 
                                                            BAB III
PENUTUP
1.      KESIMPULAN
·         Tujuan pendidikan yang dicapai dalam islam, adalah terciptanya kemampuan peserta didik dalam menata kehidupannya; dengan cara penanaman ilmu dan keterampilan pada anak.
·         Dengan melalui ilmu jiwa, dapat diketahui gejala-gejala psikologis yang bersumber dari tinggkah laku yang ditampakkan seseorang
·         Adapun hubungan ilmu akhlaq dengan ilmu tauhid, dapat dilihat beberapa ayat al-Qur’an dan materi hadits yang menerangkan fungsi tauhid dalam melahirkan perbuatan baik; antara lain pada surah al-Anfal ayat 2,
·         sebenarnya tasawuf itu juga adalah akhlaq. Artinya ketika seseorang sudah memasuki ini menjadi tingkatan kerohanian dalam tasawuf, yang disebut al - maqamat.
·         Banyak ilmu – ilmu yang pada mulanya merupakan bagian filsafat karena ilmu tersebut kian meluas dan berkembang akhirnya membentuk disiplin ilmu tersendiri dan terlepas dari filsafat
2.      SARAN
Pemakalah menyadari bahwa materi yang terkandung di dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan untuk kesempurnaan makalah ini.  










DAFTAR PUSTAKA
Mahjuddin. Akhlak Tasawuf. Kalam Mulia. Jakarta: 2010.
Amad Beni,Abdur, Ilmu Akhlak. CV Pustaka. Bandung : 2010





Tidak ada komentar:

Posting Komentar